FISIKA SMK

Membangun Asa

  • Aplikasi RPP
  • KELAS
    • KELAS X
      • K13
        • KEPERAWATAN
          • NILAI 2016/2017 GANJIL
          • UJIAN ONLINE
          • TUGAS
          • Materi
        • MULTIMEDIA
          • NILAI 2016/2017 GANJIL
          • TUGAS
          • UJIAN ONLINE
          • Materi
        • TEKNIK GAMBAR BANGUNAN
          • NILAI 2016/2017 GANJIL
          • TUGAS
          • UJIAN ONLINE
          • Materi
      • KTSP
        • SEMESTER GANJIL
          • MATERI PELAJARAN
          • PROGRAM
          • RPP
          • TUGAS
          • UJIAN (OL)
        • SEMESTER GENAP
          • MATERI PELAJARAN
          • PROGRAM
          • Rencana Program Pembelajaran
          • TUGAS
          • UJIAN OL
      • UJIAN OL
    • KELAS XI
      • K13
        • MULTIMEDIA
        • KEPERAWATAN
        • TEKNIK GAMBAR BANGUNAN
      • KTSP
        • GANJIL
          • MATERI PELAJARAN
          • PROGRAM
          • RPP
          • TUGAS
        • GENAP
          • MATERI PELAJARAN
          • PROGRAM
          • RPP
          • TUGAS
      • UJIAN OL
    • KELAS XII
      • K13
        • KEPERAWATAN
        • MULTIMEDIA
        • TEKNIK GAMBAR BANGUNAN
      • KTSP
        • GANJIL
          • MATERI PELAJARAN
          • PROGRAM
          • RPP
          • TUGAS
          • UJIAN OL
        • GENAP
          • MATERI PELAJARAN
          • PROGRAM
          • RPP
          • TUGAS
          • UJIAN OL
  • RPP ESENSIAL
  • KALENDER PENDIDIKAN
    • 2013-2014
    • 2015/2016
    • HARI EFEKTIF DAN PEKAN EFEKTIF
  • BUKU ELEKTRONIK
  • BANK SOAL
  • UJIAN AKHIR ONLINE
  • Moodle E-Learning
  • DOWNLOAD SOFTWARE FISIKA
  • KUMPULAN DOA
  • NASIHAT AGAMA
  • SILABUS
  • Materi Presentasi
    • Power Point
    • Flash
    • Video

Seragam itu tidak Asyik

Posted by nursholih354 on 1 Oktober 2020
Posted in: Materi. Tinggalkan komentar

Alangkah indahnya kampung warna warni di malang

https://images.app.goo.gl/7E7b5wA934pCD6Ta7

Alangkah indahnya sekolah tidak berseragam, bisa irit biaya, untuk apa sih sekolah diwajibkan berseragam, apakah karena ini

Mungkin Kamu Belum Tahu, Inilah 5 Alasan Kenapa Anak Sekolah Harus Pakai Seragam

Apakah sudah ada buktinya? , sudahkah di teliti?

Bulu Kemoceng dan Fitnah kepada Sang Kiai

Posted by nursholih354 on 7 Juli 2019
Posted in: Nasihat, Nasihat Agama, Nasihat Kehidupan. Tinggalkan komentar

Suatu ketika seorang santri meminta maaf kepada Kiainya yang telah difitnahnya. Sang Kiai hanya tersenyum.

“Apa kau serius?” tanya Sang Kiai

“Saya serius, Kiai. Saya benar-benar ingin menebus kesalahan saya,” jawab santri.

Sang Kiai terdiam sejenak. Lalu ia bertanya, “Apakah kamu punya sebuah kemoceng di rumahmu?”

“Ya, saya punya sebuah kemoceng Kiai. Apa yang harus saya lakukan dengan kemoceng itu?”

“Besok pagi, berjalanlah dari kamarmu ke pondokku. Berkelilinglah di lapangan sambil mencabuti bulu-bulu dari kemoceng itu. Setiap kali kamu mencabut sehelai bulu, ingat-ingat perkataan burukmu tentang aku, lalu jatuhkan di jalanan yang kamu lalui. Kamu akan belajar sesuatu darinya.”

Keesokan harinya, sang santri menemui Kiai dengan sebuah kemoceng yang sudah tak memiliki sehelai bulu pun pada gagangnya. Ia segera menyerahkan gagang kemoceng itu pada Sang Kiai.

“Ini, Kiai, bulu-bulu kemoceng ini sudah saya jatuhkan satu per satu di sepanjang perjalanan. Saya berjalan lebih dari lima kilo dari rumah saya ke pondok ini. Saya mengingat semua perkataan buruk saya tentang Kiai. Maafkan saya, Kiai.”

Sang Kiai terdiam sejenak, lalu berkata, “Kini pulanglah. Pulanglah dengan kembali berjalan kaki dan menempuh jalan yang sama dengan saat kamu menuju pondokku. Di sepanjang jalan kepulanganmu, pungutlah kembali bulu-bulu kemoceng yang tadi kau cabuti satu per satu. Esok hari, laporkan kepadaku berapa banyak bulu yang bisa kamu kumpulkan.”

Sepanjang perjalanan pulang, sang santri berusaha menemukan bulu-bulu kemoceng yang tadi dilepaskan di sepanjang jalan. Hari yang terik. Perjalanan yang melelahkan.

Betapa sulit menemukan bulu-bulu itu. Mereka tentu saja telah tertiup angin, atau menempel di bangunan-bangunan pesantren ini, atau tersapu ke tempat yang kini tak mungkin ia ketahui.

Sang santri terus berjalan. Setelah berjam-jam, ia berdiri di depan kamarnya dengan pakaian yang dibasahi keringat. Nafasnya terasa berat. Tenggorokannya kering. Hanya ada lima helai bulu kemoceng yang berhasil ditemukan di sepanjang perjalanan.

Hari berikutnya sang santri menemui Sang Kiai dengan wajah yang murung sambil menyodorkan lima helai bulu ke hadapan Sang Kiai.

“Kiai, saya mohon maaf. Hanya ini yang berhasil saya temukan.”

“Kini kamu telah belajar sesuatu,” kata Sang Kiai.

“Apa yang telah aku pelajari, Kiai?” Tanya santri itu.

“Tentang fitnah-fitnah itu,” jawab Sang Kiai.

“Bulu-bulu yang kamu cabuti dan kamu jatuhkan sepanjang perjalanan adalah fitnah-fitnah yang kamu sebarkan. Meskipun kamu benar-benar menyesali perbuatanmu dan berusaha memperbaikinya, fitnah-fitnah itu telah menjadi bulu-bulu yg beterbangan entah kemana. Bulu-bulu itu adalah kata-katamu. Mereka dibawa angin waktu ke mana saja, ke berbagai tempat yang tak mungkin bisa kamu duga-duga, ke berbagai wilayah yang tak mungkin bisa kamu hitung!.”

“Bayangkan salah satu dari fitnah-fitnah itu suatu saat kembali pada dirimu sendiri. Barangkali kamu akan berusaha meluruskannya, karena kamu benar-benar merasa bersalah telah menyakiti orang lain dengan kata-katamu itu. Barangkali kamu tak ingin mendengarnya lagi. Tetapi kamu tak bisa menghentikan semua itu!,”

“Kata-katamu yang telah terlanjur tersebar dan terus disebarkan di luar kendalimu, tak bisa kamu bungkus lagi dalam sebuah kotak besi untuk kamu kubur dalam-dalam sehingga tak ada orang lain lagi yang mendengarnya. Angin waktu telah mengabadikannya.”

Sang Kiai terdiam sejenak kemudian melanjutkan nasihatnya:

“Fitnah-fitnah itu telah menjadi dosa yang terus beranak-pinak tak ada ujungnya. Meskipun aku atau siapa pun saja yang kamu fitnah telah memaafkanmu sepenuh hati, fitnah-fitnah itu terus mengalir hingga kau tak bisa membayangkan ujung dari semuanya. Bahkan meskipun kau telah meninggal dunia, fitnah-fitnah itu terus hidup karena angin waktu telah membuatnya abadi.”

“Maka kamu tak bisa menghitung lagi berapa banyak fitnah-fitnah itu telah memberatkan timbangan keburukanmu kelak. Itulah kenapa, fitnah itu lebih kejam dari pada pembunuhan.”

Bayangkan bagaimana kalau bulu-bulu kemoceng itu tersebar di dunia media sosial. Dunia digital yang akan selalu ada meski kita sudah menghapusnya. Maka, setiap kita posting coba di telaah dulu fitnah atau bukan?

Shofwan Alwie Husein. Alumni Pesantren Lirboyo (Disarikan dari Kumpulan Kisah Inspiratif)

Sumber: NU Online

VHD E-Learning Fisika ( TKP, Askep, Multimedia, TKJ dan TKR)

Posted by nursholih354 on 5 Juli 2019
Posted in: Materi. Tinggalkan komentar

Silahkan Download VHD E-Learning Pembelajaran Basis Moodle, Di Lengkapi dengan Soal-Soal Tes Penilaian Harian , Tugas,  Diskusi, Video  dan Gambar Per Topik Pembahasan Berbasis CBT, Siswa dapat Menggunakan Perangkat Smartphone Android, Tablet, maupun Laptop

Username : admin

Password  : P4ssw0rd

Cara Penggunaan

  1. Install Virtualbox
  2. jalankan VHD di virtual Box

Link VHD E-Learning Moodle Fisika

https://drive.google.com/file/d/19_vxf6lFmfUlBxR4ctKUedaQ8SN_MGee/view?usp=sharing

Selamat Mengajar dan Belajar dengan Teknologi Informatika

Soal PH format Moodle

Posted by nursholih354 on 5 Juli 2019
Posted in: Materi. Tinggalkan komentar

Silahkan Download File Soal-Soal Yang Support dengan Moodle, bisa digunakan dengan menggunakan Aplikasi CBT aio, atau E-Learning Basis Moodle

Format HOTPOT ( Teka Teki Silang )

Ventilasi Alami

https://drive.google.com/file/d/1PELe64lIBBjEs5LFERXnpm5pozbBz7W7/view?usp=sharing

Suhu 

https://drive.google.com/file/d/1b4lGcJEnUXHnntNNzUvsYDfp8oqLQ93_/view?usp=sharing

Pencahayaan

https://drive.google.com/file/d/1g3q411XNxLf3xO6Sups4HtpG690_7vco/view?usp=sharing

Biolistrik

https://drive.google.com/file/d/14HDrJXNq_f2IQP32zdaWYupxUfKHjAVR/view?usp=sharing

Besaran 

https://drive.google.com/file/d/1AQIZTGjVIoyOQPR7SBv9LHAvDbrjYgNo/view?usp=sharing

Besaran dan Satuan

https://drive.google.com/file/d/1YY-oO7PjOlUQy0OlU3A6YMBSimQy7sdt/view?usp=sharing

 

File Format Examview (*.bnk)

Ventilasi Alami Essay

https://drive.google.com/file/d/1ZnxZzzyEpTgYTVmm6iwWi6vSFfEnHUBs/view?usp=sharing

Ventilasi AlamiPG

https://drive.google.com/file/d/1-gCELBi8vQBSdWMIYIbnLsuM4V0xJvzG/view?usp=sharing

BioMekanika Essay

https://drive.google.com/file/d/1y5qmdxL10a7ztFQbV3atNwnX1rbUXZPf/view?usp=sharing

BioListrik Essay

https://drive.google.com/file/d/1prVyUQPaJtVWbeUHlm8XmUDkNhiAE9wD/view?usp=sharing

Besaran dan Satuan Essay

https://drive.google.com/file/d/1GctYb-OLsWBEvCfsQKk5g48I3EUe3lZW/view?usp=sharing

Akustik PG

https://drive.google.com/file/d/149NunPMioBJxV5aEvc5zR6jBabhIr1Rh/view?usp=sharing

 

Kekasih

Posted by nursholih354 on 23 Februari 2018
Posted in: Nasihat. Tinggalkan komentar

Allah membuat pernyataan yang indah: “Allah adalah kekasih bagi orang-orang beriman, Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman).” (QS Al-Baqarah: 257) Di ayat lain, Allah bahkan menegaskan dengan lantang bahwa orang-orang iman itu amat sangat cintanya kepada Allah. Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. (QS Al-Baqarah:165)

Dua ayat di atas sangat menghibur saya. Saling berhubungan saling mengisi. Adalah sebuah pelipur lara bagi para pemuja cinta, pencari kekasih. Dalam hal hubungan dua insan sudah jamak dikenal dengan hubungan cinta, namun ada sesuatu yang lebih dari itu, yaitu sebagai kekasih. Tidak terikat norma, tidak berbentuk dan tanpa ikatan waktu. Oleh karena itu Allah menyebutnya kalau Dia adalah kekasih bagi orang iman. Pemahamannya sederhana. Bagi setiap manusia normal, memiliki kekasih adalah salah satu bentuk pengalaman sangat berkesan yang sulit terlupakan. Tidak sedikit orang beranggapan, memiliki kekasih jauh lebih indah dari memiliki suami atau isteri. Dalam berhubungan dengan kekasih, dunia seperti penuh imajinasi dan fantasi. Dan saya termasuk orang yang membenarkannya.

Di awal-awal pernikahan, saya pernah mengalami keindahan yang penuh imajinasi dan fantasi bersama seorang wanita yang sekarang sudah menjadi ibu dari anak-anak. Tak terulang. Kenangan menunggu berjam-jam di stasiun kereta, bersua semenjana dan singkat di bandara dan berjalan menelusuri pinggiran hutan yang gelap dan sunyi di bawah rintik hujan yang menyirami bumi, sungguh sebuah pengalaman yang sulit dilupakan. Namun, percayalah semua itu masih kalah indahnya ketika bisa berhubungan mesra dengan sang kekasih sebenarnya (baca Allah).
Pertama-tama, Allah menyatakan Dia adalah kekasih, kemudian menjabarkan dengan cara apa dia diperoleh, yaitu dengan sangatnya mencintai. Jika kita sudah merasakan indahnya kenangan bersama pasangan hidup selama ini, yang penuh imajinasi dan emosi, maka tingkatan sebagai kekasih Allah akan memberikan jalan keindahan yang lebih dahsyat dan bermartabat. Kedua, persis seperti apa yang dijelaskan Sahabat Abu Hurairah. Ada keistimewaan ketika kita punya kekasih. Ia berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla berfirman, ’Barangsiapa memusuhi Kekasih-Ku, sungguh Aku mengumumkan perang kepadanya. Tidaklah hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada hal-hal yang Aku wajibkan kepadanya. Hamba-Ku tidak henti-hentinya mendekat kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, Aku menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, menjadi tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan menjadi kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia meminta kepada-Ku, Aku pasti memberinya. Dan jika ia meminta perlindungan kepadaku, Aku pasti melindunginya.’” (Rowahu Al-Bukhari)

Keindahan menjadi seorang kekasih memang luar biasa. Tidak semudah mengerti matematika dan statistika yang serba eksak. Juga tidak bisa dimengerti dengan definisi yang kering dan kaku. Pokoknya, serba indah dan terus bergerak. Ia menghadirkan pengalaman-pengalaman yang merangsang imajinasi dan keindahan dari waktu ke waktu. Tidak bisa diterawang dengan logika. Menyadari sebagai kekasih, tidak hanya dunia penjelasan (explanation) yang berubah, tetapi juga dunia pengertian (understanding). Tidak saja otak yang terbuka, namun termasuk juga jiwa. Tak hanya menjadi lebih pintar, melainkan juga lebih peka. Melihat cakrawala yang menampung sinar matahari, kemudian nyanyian bintang-bintang, arus sungai yang mencari laut, indahnya bentang alam, sungguh pancaran keindahan dan bertemu kekasih dengan keagunganNya di sana. Di kesempatan lainnya, kekasih tadi sama dengan cinta yang tinggal di keheningan hati yang putih. Bercengkerama dengan ‘kekasih’ ini sungguh sebuah pengalaman yang merangsang imajinasi dan keindahan. Jiwa pun dibuat kaya, kreativitas dan inovatif karenanya.

Bagi yang belum merasa punya ‘kekasih’ dalam hidup ini, bergegaslah mencarinya. Sebelum Anda melewatkan keindahan penuh imajinasi dan fantasi berlalu di kehidupan ini. Sebab keindahan terakhir sebagai kekasihNya, itu lebih indah dari sinar matahari pagi. Lebih sejuk dari hawa pegunungan. Lebih harum dari bunga manapun. Lebih lembut dari sutera. Lebih halus dari salju. Lebih molek dari wanita yang paling cantik. Dan yang paling penting, ia penuh imajinasi dan fantasi. Saya tidak sedang menghasut Anda ke dunia yang tidak-tidak, sebab Kekasih selalu menanti di setiap kesunyian gelap di penghujung malam ini. Mari!

BERMANFAAT KAH ILMU Qur’an Hadist MU ???

Posted by nursholih354 on 14 Januari 2018
Posted in: Materi. Tinggalkan komentar

Bismillah,
Jika ilmu yg engkau kuasai tdk bisa membuatmu tawadhu’, zuhud, masih suka mencela, menghina, menggunjing, memfitnah, menyakiti saudara2mu, dan tdk bermanfaat buat org lain utk kembali pd jalan yg lurus (agar menetapi agama Islam mukhlish berdasarkan QH) dan merangsang orang lain utk berbuat kebaikan, berarti belum sampai hikmah ilmu mu pd dirimu, baru sebatas leher dan sebagai ‘lipstick’ bibirmu dlm kehidupanmu, alias ilmu yg engkau kuasai blm bermanfaat. Segeralah intropeksi diri, cek niatmu dlm berilmu, pasti ada something wrong didalamnya.

“Wahai orang2 iman, kenapa kalian mengatakan apa yg tidak kalian kerjakan. Sungguh besar kemurkaan di sisi Allah karena kalian mengatakan apa2 yg tidak kalian kerjakan.” (QS. Ash-Shaff 2-3).

Dari Usamah bin Zaid ra, Nabi SAW bersabda,

يُجَاءُ بِالرَّجُلِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُلْقَى فِى النَّارِ ، فَتَنْدَلِقُ أَقْتَابُهُ فِى النَّارِ ، فَيَدُورُ كَمَا يَدُورُ الْحِمَارُ بِرَحَاهُ ، فَيَجْتَمِعُ أَهْلُ النَّارِ عَلَيْهِ ، فَيَقُولُونَ أَىْ فُلاَنُ ، مَا شَأْنُكَ أَلَيْسَ كُنْتَ تَأْمُرُنَا بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَى عَنِ الْمُنْكَرِ قَالَ كُنْتُ آمُرُكُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَلاَ آتِيهِ ، وَأَنْهَاكُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَآتِيهِ

“Ada seseorang yg didatangkan pada hari kiamat lantas ia dilemparkan dalam neraka. Usus2nya pun terburai di dalam neraka. Lalu dia berputar2 seperti keledai memutari penggilingannya. Lantas penghuni neraka berkumpul di sekitarnya lalu mereka bertanya, “Wahai fulan, ada apa denganmu? Bukankah kamu dahulu yg memerintahkan kami kepada yg kebaikan dan yg melarang kami dari kemungkaran?” Dia menjawab, “Memang betul, aku dulu memerintahkan kalian kepada kebaikan tetapi aku sendiri tidak mengerjakannya. Dan aku dulu melarang kalian dari kemungkaran tapi aku sendiri yg mengerjakannya.” (HR. Bukhari).

Dari Ibnu ‘Umar ra, Nabi SAW bersabda,

مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا لِغَيْرِ اللَّهِ أَوْ أَرَادَ بِهِ غَيْرَ اللَّهِ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ

“Siapa yg belajar (ilmu agama QH) karena selain Allah (dia menginginkan dengan ilmu tersebut selain Allah), maka hendaklah ia menempati tempatnya di neraka.” (HR. Tirmidzi, hasan ghorib)

Dari Jabir bin ‘Abdillah ra, ia berkata, “Janganlah belajar ilmu agama (QH) untuk berbangga diri di hadapan para ulama atau untuk mendebat orang2 bodoh, dan jangan mengelilingi majelis untuk maksud seperti itu. Karena barangsiapa yg melakukan demikian, maka neraka lebih pantas baginya, neraka lebih pantas baginya.” (HR. Ibnu Majah, shohih).

Ibnu Mas’ud ra nasehat, “Siapa yg belajar ilmu agama (QH) lantas ia tidak mengamalkannya, maka hanya kesombongan pada dirinya yg terus bertambah.” (HR. Adz Dzahabi).

Amal adalah buah dari ilmu. Ilmu itu dicari demi mencapai sesuatu yg mulia disisi Allah. Fungsi ilmu ibarat sebatang pohon, sedangkan amalan seperti buahnya. Maka setelah mengetahui Ilmu Agama Islam (QH), seseorang harus berusaha terus menerus menyertainya dengan amalan. Sebab orang yg berilmu akan tetapi tidak beramal dengan ilmunya lebih jelek keadaannya daripada orang yg bodoh. Orang yg paling keras siksanya nanti di akhirat adalah orang2 yg berilmu dan tidak diberi manfaat oleh Allah dengan sebab ilmunya. Orang semacam inilah yg termasuk satu di antara tiga orang yg dijadikan sebagai bahan bakar pertama2 untuk menyalakan api neraka. Seseorang yg membawa ilmu QH itu seperti orang yg membawa senjata. Bisa jadi senjata itu membelanya atau justru berbalik mengenai dirinya. Jangan sampai ungkapan ini terjadi ‘ono mubaligh karo gak ono mubaligh ora ono bedone, sami mawon’, Naudzubillahi min dzalik.

Nabi SAW mengajarkan pd kita sbg umatnya agar selalu berdo’a pd Allah,

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَ يُسْتَجَابُ لَهَا

“Allahumma inni a’udzu biKa min ‘ilmin laa yanfa’, wa min qolbin laa yakhsya’, wa min nafsin laa tasyba’, wa min da’watin laa yustajaabu lahaa.” [Ya Allah, aku mohon perlindungan pada-Mu dari ilmu yg tidak bermanfaat, dari hati yg tidak khusyu’, dari jiwa yg tidak pernah merasa puas, dan dari doa yg tidak dikabulkan).” (HR. Muslim).

Semoga Allah curahkan utk kita semua anugrah, rohmat, hikmah, ilmu yg bermanfaat, afiyat, pertolongan, hidayah taufik QH, akhlaqul karimah, rezeki yg halal luas berlimpah baik barokah, dan khusnul khotimah, aamiiin…

Alhamdulillah jazakumullohu khoiro,

Ikhlas

Posted by nursholih354 on 4 Januari 2018
Posted in: Materi. Tinggalkan komentar

Kisah berikut semoga menjadi bekal mengarungi bilangan tahun tertulis 2018. Tidak sentimentil memang, dan juga tidak seterkenal kisah-kisah lain. Sebab hanya lakon Arab Badui, yang namanya bahkan tidak tersebut dalam syarah dan sejarah. Anonim. Namun, dari yang remeh-temeh, yang kecil,  tidak terkenal, bahkan nyaris terpinggirkan inilah semoga kita bisa memperoleh manfaat dan pahala yang besar di sisiNya. Dan menempatkan kita di posisi yang mulya di tengah-tengah surga.

Syadad bin Al-Hadi mengatakan, seorang Arab gunung datang kepada Rasulullah SAW lalu beriman dan mengikutinya. Orang itu memberitahu, “Aku akan berhijrah bersamamu.” Maka Rasulullah SAW menitipkan orang itu kepada para sahabatnya. Saat terjadi Perang Khaibar, Rasulullah SAW memperoleh ghanimah (rampasan perang). Lalu beliau membagi-bagikannya dan menyisihkan bagian untuk orang itu seraya menyerahkannya kepada para sahabat. Orang itu biasa menggembalakan binatang ternak mereka. Ketika Badui datang, para sahabat menyerahkan bagiannya itu. Orang itu bertanya, “Apa ini?” Mereka menjawab, “Ini adalah bagianmu yang dibagikan oleh Rasulullah SAW.” Orang itu memberitahu, “Aku mengikutimu bukan kerana ingin mendapatkan bagian seperti ini. Aku mengikutimu semata-mata kerana aku ingin tertusuk dengan anak panah di sini (sambil menunjuk tenggoroknya), lalu aku mati dan masuk surga.” Rasulullah SAW berkata, “Jika kamu jujur kepada Allah, maka Dia akan mengizinkan keinginanmu.” Lalu mereka berangkat untuk memerangi musuh. Para sahabat datang dengan memapah orang itu dalam keadaan tertusuk panah di bagian tubuh yang ditunjuknya. Rasulullah SAW berkata, “Inikah orang itu?” Mereka menjawab, “Ya.” Rasulullah SAW berkata, “Dia telah jujur kepada Allah, maka Allah memakbulkan keinginannya.” Lalu Rasulullah SAW mengafaninya dengan jubah beliau kemudian menyolatinya. Di antara doa yang terdengar dalam solatnya itu adalah: “Allaahumma haadza ‘abduka kharaja muhaajiran fii sabiilika faqutila syahiidan wa ana syahidun ‘alaihi” (Ya Allah, ini adalah hamba-Mu. Dia keluar dalam rangka berhijrah di jalan-Mu, lalu ia terbunuh sebagai syahid dan aku menjadi saksi atasnya).” (Diriwayatkan oleh An-Nasai)

Perjalanan waktu terkadang membuat kita berubah. Seiring waktu, apa yang kita dengar, apa yang kita lihat dan apa yang kita rasakan dalam kehidupan ini, ada kalanya mempengaruhi diri kita. Bisa sedikit, bisa banyak. Sikap kita berubah, cara pandang kita berubah bahkan bisa jadi niat hati kita pun ikut berubah. Dan kisah di atas sungguh bisa menjadi tauladan untuk mengembalikan keteguhan niat dan keikhlasan dalam menentukan pilihan dalam beribadah. Siapapun kita, niat yang murni dan keikhlasan yang menyertai adalah benteng terakhir diterimanya amal dan berbuah surga yang kekal.

Keikhlasan hadir saat kita sabar terhadap panjangnya jalan kehidupan dengan beribu rintangan dan cobaan. Tidak terpengaruh. Istiqomah. Apapun ujiannya, betapa pun jauh jaraknya. Walaupun lama waktunya. Hanya orang-orang yang mengharap keridhaan Allah yang bisa tegar menempuh jalan panjang itu. Seperti Nabi Nuh AS yang giat tanpa lelah selama 950 tahun berdakwah, dengan hasil, yang menurut ukuran waktu, terbilang sedikit. Hanya 80 orang. Namun Nabi Nuh berjaya sampai ajal. Atau seperti Umar bin Khaththab yang berkata, “Jika ada seribu mujahid berjuang di medan juang, aku satu di antaranya. Jika ada seratus mujahid berjuang di medan juang, aku satu di antaranya. Jika ada sepuluh mujahid berjuang di medan juang, aku satu di antaranya. Jika ada satu mujahid berjuang di medan juang, itulah aku!” Dan akhirnya pun ia terbunuh saat sendiri – mengimami sholat. 
 Sekarang tinggal kita, menetapkan niat, menyemai keikhlasan dan menunggu datangnya ajal di masa yang akan datang. Waktu, tempat dan dinamika dunia ini menjadi teman tak terpisahkan. Harapannya bisa tetap istiqomah, husnul khotimah, ikhlas dan tidak salah niat. Amin.

Tabungan

Posted by nursholih354 on 2 Januari 2018
Posted in: Nasihat, Nasihat Agama. Tinggalkan komentar

Di kalangan penekun kehidupan, pemilik jiwa-jiwa yang bersih lagi damai, sering berbincang latah; “Bloom where you are planted”. Sepertinya sangat puitis, tetapi begitulah hidup berujar. Mekarlah dimana engkau ditanam. Bukan hanya di ajaran agama, banyak tradisi warisan leluhur yang berpesan demikian. Tentu kita masih ingat pepatah dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Juga bukan masalah benar atau salah. Namun semua itu mengandung makna tersirat yang indah. Artinya ada lahan subur untuk membuat jiwa mekar nan indah. Dimana saja kapan saja berada. Jika tanahnya kering, mekarlah jadi bunga kamboja indah di sana. Bila tanahnya basah, mekarlah menjadi bunga teratai indah di sana. Bahkan alam yang ekstrim sekalipun. Ringkasnya, olah setiap berkah dan anugerah yang datang menjadi bunga-bunga yang indah. Dalam bahasa lain yang juga indah, Rasulullah SAW berpesan; “…Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesama manusia…” [HR. Thabrani, dari Jabir dalam Al-Ausath]
Ada baiknya kita belajar dari negeri mungil di bagian selatan bumi yang bernama Selandia Baru. Saya memang belum pernah ke sana, tetapi kita tahu, di sana alam tidak begitu ramah. Cuaca yang dingin dan sumber daya alam yang terbatas memaksa jiwa-jiwa meninggalkan competition (persaingan) bebas berlebih. Pribadi -pribadi bertumbuh menuju compassion (belas kasih) terlatih. Terutama dengan cara saling merawat, saling tolong, saling berbagi dan menuai hasil lebih berupa kebahagiaan.
Di belahan bumi bagian utara juga sama. Negeri dengan cuaca yang sangat dingin ini ternyata berisi orang-orang yang peduli. Walau jarang melihat matahari, tetapi mereka sangat suka sekali berbagi. Hasilnya, secara mengejutkan mengantarkan Norway menjadi negara paling bahagia di dunia. Pelajaran yang diwariskan, cuaca ekstrim di luar memaksa mereka untuk saling menghangatkan diri di dalam. Tidak saja saling menghangatkan di dalam rumah, tapi juga saling menghangatkan keluar rumah, terus ke sebelah rumah dan seterusnya. Sambung-bersambung.
Mengambil i’tibar sebagaimana yang dilakukan jiwa-jiwa indah di Norway atau pribadi-pribadi tekun di Selandia Baru, yang terpenting bukan apa yang terjadi di luar. Yang terpenting adalah bagaimana mengolahnya di dalam. Apa-apa yang di luar memang bukan kehendak dan di luar jangkauan kita. Namun tetap ada berbagai pilihan yang tersedia, sedikit mengeluh banyak bersyukur adalah sebuah pilihan. Melihat apa yang ada di sekitar sebagai bahan-bahan untuk membuat jiwa mekar, itu pilihan lain. Tidak membandingkan dengan yang lebih atas adalah pilihan sempurna. Menerima dengan penuh kesabaran, memaksimalkan kelebihan, melihat ke bawah adalah jalan yang sempurna.
Cahaya-cahaya yang muncul di negara-negara bahagia seperti tersebut di atas, seolah mau berpesan sederhana; “Ukuran kehidupan tidak saja berdasarkan apa-apa yang disimpan di buku tabungan”. Di luar buku tabungan, ada banyak sekali hal yang membuat jiwa jadi kaya, mekar dan menebar harum ke segala penjuru. Dari saling memaafkan, mengisi keseharian dengan penuh penerimaan, sampai dengan tekun dan tulus untuk selalu berbagi senyuman. Menerima dengan penuh kesyukuran dan berbagi dengan penuh keanggunan kasih dan sayang. Dalam bahasa yang elegan menyikapi hal ini, para tetua sering mengingatkan dengan sebuah kalimat indah: “Ayo menabung, jangan muflis!”

Gembira

Posted by nursholih354 on 1 Desember 2017
Posted in: Materi. Tinggalkan komentar

Bagi seorang ayah, pasti gembira melihat anak-anaknya tumbuh sehat, shalih dan ihsan. Bisa bermain bersama mereka, menemani dan menyaksikan tumbuh-kembangnya adalah hal yang luar biasa. Bagi seorang suami pasti gembira menjumpai istri dalam keadaan berseri, sehat dan taat. Menemani tatkala sedih, berbagi ketika senang dan membantu masalah dunia serta agamanya. Gembira melihat meramut buah hatinya dengan penuh kasih dan cinta, serta mengagungkan suami sepenuh jiwa. Kegembiraan yang tiada bandingnya.

Bagi seorang pekerja, akan sangat gembira jika bisa menyelesaikan tugas dan dapat promosi karena keberhasilannya. Bagi seorang atasan pasti sangat bangga mempunyai bawahan yang sukses berkat bimbingan dan arahannya.  Bagi seorang anak, akan sangat gembira bisa membahagiakan kedua orang tuanya. Bagi setiap diri akan merasa gembira, tatkala tercapai tujuan dan cita-citanya. Bagi pasangan yang lama tidak punya anak, pasti sangat gembira ketika mendapatkan momongan. Bagi yang selamat dari bencana dan celaka, pasti sangat gembira karena terselamatkan. Bahkan, sampai tak bisa diungkapkan dengan kata-kata kegembiraan itu.

 Berbagai macam kegembiraan seperti tersebut di atas, ada yang kita rasakan sendiri, ada yang cuma kita lihat, ada yang cuma kita dengar. Kegembiraan punya semacam tingkatan dan struktur sendiri.  Tidak ada ukuran tertentu yang bisa menguantifikasinya. Pendekatan-pendekatan pun seperti susah diterima, sebab hasilnya selalu tidak sama antara satu dengan yang lainnya. Gembira milik siapa saja dan bisa dimana saja dengan branding yang berbeda pula.

 Namun, saya tersadar ternyata ada satu kegembiraan yang selama ini banyak dilupakan. Begitu takjubnya saya, sebab hanya ini satu-satunya dalil yang menyatakannya. Melihat istri gembira biasa, melihat anak gembira biasa, melihat   kedua orang tua gembira juga biasa. Mengetahui atasan gembira biasa, menjumpai  bawahan gembira pernah, mengetahui orang lain gembira dan bahagia biasa. Tapi, … mengetahui Allah gembira adalah luar biasa. Dan gembiranya Allah adalah karena taubat hambanya.

 Dari Abu Hamzah Anas bin Malik Al Anshori, pembatu Rasulullah SAW, beliau berkata bahwa beliau SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah itu begitu bergembira dengan taubat hamba-Nya melebihi kegembiraan seseorang di antara kalian yang menemukan kembali untanya yang telah hilang di suatu tanah yang luas.” (HR. Bukhari no. 6309 dan Muslim no. 2747).

 Dalam riwayat Muslim disebutkan, “Sesungguhnya Allah sangat gembira dengan taubat hamba-Nya ketika ia bertaubat pada-Nya melebihi kegembiraan seseorang di antara kalian yang berada di atas kendaraannya dan berada di suatu tanah yang luas (padang pasir), kemudian hewan yang ditungganginya lari meninggalkannya. Padahal di hewan tunggangannya itu ada perbekalan makan dan minumnya. Sehingga ia pun menjadi putus asa. Kemudian ia mendatangi sebuah pohon dan tidur berbaring di bawah naungannya dalam keadaan hati yang telah berputus asa. Tiba-tiba ketika ia dalam keadaan seperti itu, kendaraannya tampak berdiri di sisinya, lalu ia mengambil ikatnya. Karena sangat gembiranya, maka ia berkata, ‘Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah Rabb-Mu.’ Ia telah salah mengucapkan karena sangat gembiranya.” (HR. Muslim no. 2747).

Mengetahui kegembiraan ini, absurd rasanya jika kita tidak mau dan tidak suka membuat Allah gembira. Bukan berarti kita sengaja berbuat dosa, tetapi jadilah hamba yang ahli taubat. Kebayang bukan, makhluk kecil seperti kita ini, tetapi berhasil membuat Yang Menguasai Alam Semesta bergembira. Betapa menakjubkannya. Allahu Akbar!

Kumpulan Modul Guru Pembelajar

Posted by nursholih354 on 14 September 2016
Posted in: Materi. Tinggalkan komentar

https://telegram.me/joinchat/AFa2RAqKXy4riHHBXd_tiA

Navigasi pos

← Older Entries
  • Tulisan Terakhir

    • Seragam itu tidak Asyik
    • Bulu Kemoceng dan Fitnah kepada Sang Kiai
    • VHD E-Learning Fisika ( TKP, Askep, Multimedia, TKJ dan TKR)
    • Soal PH format Moodle
    • Kekasih
  • Komentar Terbaru

    rudy prasetiyo pada Innamal a’malu bikhawatimiha
    Kepemimpinan adalah… pada Kepemimpinan adalah tanggung…
  • Arsip

    • Oktober 2020
    • Juli 2019
    • Februari 2018
    • Januari 2018
    • Desember 2017
    • September 2016
    • Agustus 2016
    • Juli 2016
    • Juni 2016
    • Februari 2016
    • Januari 2016
    • Desember 2015
    • November 2015
    • September 2015
    • Agustus 2015
    • Maret 2014
    • Februari 2014
    • Januari 2014
    • Desember 2013
    • November 2013
  • Kategori

    • Berita Pendidikan
    • Materi
    • Nasihat
    • Nasihat Agama
    • Nasihat Kehidupan
    • PBM
    • Pengalaman
  • LINK AGRIBISNIS PERIKANAN

    • Lobster
    • Perikanan
  • MATERI FISIKA

    • Download modul
    • FISIKA LIPI
    • Fisika Perikanan
    • FISIKA SMP, SMA
    • Fisika Teori
    • Fisika Universitas
    • fisika.org
    • Physics Lessons, Tutorials
    • Wikipedia
  • MEDIA PEMBELAJARAN

    • BUAT TEKA TEKI
    • Download Animasi
    • E-LEARNING FISIKA DAN TEKNIK BANGUNAN SMK
    • E-LEARNING MOODLE BASIS CLOUD
    • eclipsecrossword
    • Fisika Pendulum
  • PC, HP, PERNIK-PERNIK

    • BALI NOTEBOOK SHOP
    • BHINNEKA.COM
    • JAKARTA NOTEBOOK
    • PRODUK IMPORT CHINA
  • SEPATU

    • agofutsal.com
  • SITUS BUPOLO

    • PEMDA BURU
    • RELAWANTIK BURU
    • SMK NEGERI 7 BURU
    • SMKN 1 WAEAPO
    • SMKN JIKUMERASA
    • SMPN1 NAMLEA
  • SITUS FAVORITKU

    • Berita OL
    • Kreasi Muda/i
  • Tanggal Berapa Sekarang ya??

  • Meta

    • Daftar
    • Masuk
    • Feed entri
    • Feed Komentar
    • WordPress.com
Blog di WordPress.com.
FISIKA SMK
Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com. Tema: Parament.
Batal

 
Memuat Komentar...
Komentar
    ×
    Privasi & Cookie: Situs ini menggunakan cookie. Dengan melanjutkan menggunakan situs web ini, Anda setuju dengan penggunaan mereka.
    Untuk mengetahui lebih lanjut, termasuk cara mengontrol cookie, lihat di sini: Kebijakan Cookie